Situs Kota Cina Memprihatinkan
Temuan situs Kota Cina di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) perlu segera diselamatkan. Kondisinya yang memprihatinkan, sangat membutuhkan perhatian pemerintah pusat dan daerah. Para peneliti yang sempat meneliti situs tersebut, perlu segera membuka hasil penelitiannya ke publik.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Nuroji (F-Gerindra) di Medan, Jumat (11/9). “Situs itu jelas butuh perlindungan, karena selama ini tidak ada yang memperhatikan. UU Cagar Budaya yang ada belum cukup memberikan perlindungan pada temuan situs. Ternyata diperlukan lagi RUU Kebudayaan yang tidak lama lagi akan disahkan,” katanya usai mengunjungi situs Kota Cina bersama tim kunjungan kerja Komisi X.
Seperti pernah disampaikan sebelumnya, temuan situs Kota Cina perlu segera diregistrasi ke pemerintah pusat untuk mendapatkan pengakuan. Dengan begitu kelak ada alokasi anggaran untuk menyelamatkannya. Memang belum jelas betul hasil temuan para peneliti yang sempat datang ke sana. Untuk itu, harap Nuroji, hasil penelitiannya perlu dibuka ke pemerintah dan masyarakat, apakah situs ini betul-betul merupakan kawasan pelabuhan atau pusat kota.
Komisi X, lanjut Nuroji, bisa saja mengundang para peneliti situs Kota Cina untuk menjelaskan hasil temuannya kepada para anggota Komisi X DPR, agar bisa membantu mendesak pemerintah memberi perhatian pada penyelamatan situs tersebut. “Persoalan selama ini yang terjadi adalah pembebasan lahan, karena komplek situs itu berada di tengah-tengah rumah penduduk. Lahan selalu jadi titik krusial dalam menyelamatkan situs,” ungkap Nuroji lagi.
Ditambahkan Nuroji, selama ini pos anggaran dalam APBN untuk museum dan cagar budaya di Tanah Air sangat kecil. Dalam RAPBN 2016 saja anggarannya hanya sekitar Rp50 miliar. Tentu tidak cukup untuk merawat museum dan cagar budaya yang sangat banyak di Indonesia. “Untuk menyelamatkan situs dan temuan purbakala, dibutuhkan para pemimpin daerah yang memiliki visi kebudayaan. Dengan begitu diharapakan mendapat perhatian lebih dari pemimpin daerah, ucap Nuroji.” (mh)